Selasa, 27 Oktober 2015

BELAJAR MEMBANGKITKAN ILMU KEBATINAN DAN ILMU GAIB

Dalam laku mengolah kekuatan kebatinan dan sukma banyak dilakukan kegiatan-kegiatan yang panjang dan membosankan, seperti laku puasa (puasa mutih, ngrowot, ngebleng, pati geni), menyepi, laku prihatin dan tirakat, semadi / meditasi, tapa brata, pembacaan amalan / doa kebatinan, dsb. Seringkali laku-laku tersebut dianggap hanya sebagai keharusan / formalitas ilmu, dan tidak banyak orang yang dapat merasakan manfaatnya secara langsung, karena tidak banyak orang yang dapat mengukur kekuatan kebatinan yang telah dicapainya.

Akibatnya, mereka yang mempelajari kebatinan, terutama kalangan muda, akan membelokkan perhatiannya untuk tidak menekuni olah kekuatan kebatinan, tetapi menekuni ilmu-ilmu kebatinan saja, seperti ilmu-ilmu untuk kekuatan / kesaktian (kanuragan), pengasihan, pelet, pelaris dagangan, pengobatan gaib, dsb. Pelajaran ilmu-ilmu itu memang lebih menyenangkan, dapat segera dilihat hasilnya, dan dapat dipraktekkan / dipertunjukkan kepada orang lain. Dengan demikian kemudian mereka berbelok menjadi menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam saja, termasuk ilmu gaib yang berlatar belakang kebatinan atau agama dan tenaga dalam. Tujuan dalam mempelajari ilmu gaib penekanannya adalah langsung pada hasil yang ingin dicapai, yaitu keberhasilan dalam menguasai dan mempraktekkan ilmu-ilmu gaib tertentu sesuai tujuannya berilmu, bukan untuk mengoptimalkan potensi diri atau mengolah kebatinan, juga dalam pembelajarannya tidak diperlukan filosofi-filosofi kebatinan untuk membentuk kerohanian / kebatinan pelakunya.Dengan kata lain, ilmu gaib adalah jenis ilmu terapan, yaitu ilmu yang tujuan mempelajarinya adalah untuk langsung bisa mempraktekkan kegaiban, untuk langsung bisa melakukan perbuatan-perbuatan gaib, dengan mengamalkan mantra-mantra atau amalan gaib. Jenis keilmuan ini tidak dijalani dengan laku kebatinan seperti yang dilakukan oleh orang-orang kebatinan, walaupun ada juga lakunya yang mirip, tapi tidak persis sama. Kebanyakan jenis keilmuan ini dilakukan orang sebagai jalan pintas untuk bisa cepat memiliki kemampuan gaib dan langsung mempraktekkannya, dengan hanya menghapalkan dan mewirid mantra / amalan gaib. Karena tujuannya adalah bukan untuk mengolah potensi kebatinan dan laku yang dijalani juga tidak persis sama dengan laku kebatinan, maka jenis ilmu gaib dan ilmu khodam ini tidaklah sama dengan ilmu kebatinan. Kepekaan rasa dan batin, peka sasmita / wangsit, kekuatan kebatinan / spiritual, dsb, yang bisa mengantarkan seseorang menjadi mumpuni dalam hal kebatinan dan kegaiban, linuwih dan waskita, dan kekuatan sukma yang mampu berkuasa atas roh-roh gaib tanpa perlu bantuan khodam, tidak akan dicapai dengan menjalani keilmuan ini.

 Dalam keilmuan gaib dan khodam ada juga mantra-mantra seperti dalam ilmu kebatinan yang terkait dengan pendayagunaan roh sedulur papat sebagai khodam bagi seseorang. Tetapi ilmu itu hanya akan bekerja jika sedulur papat seseorang sudah cukup kuat, sehingga bisa menjadi khodam baginya. Pada masa sekarang kondisi kuatnya sedulur papat itu, sekalipun seseorang mengikuti perkumpulan kebatinan, kelihatannya akan sulit dicapai, karena pembelajarannya dan orientasi pesertanya sudah banyak berubah, tidak lagi berorientasi pada laku memperkuat kebatinan, tetapi mengarah pada keinginan untuk menguasai ilmu gaib saja, yang di Jawa bisa mewujud dalam bentuk aliran ilmu gaib kejawen atau aliran Islam kejawen. Karena itu kegaiban yang kemudian bekerja bukanlah berasal dari sedulur papatnya, tetapi dari khodam yang dibekalkan kepada masing-masing pesertanya.


Pada jaman dulu orang mengikuti perkumpulan kebatinan seperti yang sekarang dikenal seperti Sapto Darmo, Pangestu, dsb, bukan semata-mata sebagai olah keilmuan kebatinan, tetapi merupakan laku ketuhanan, sehingga para peserta yang menekuninya bisa memiliki kebatinan yang kuat. Sedangkan pada masa sekarang orang sudah menganut agama sendiri-sendiri, sehingga kepengikutannya dalam perkumpulan-perkumpulan kejawen seperti itu tidak lagi ditekuni dengan semestinya, bukan lagi menjadi sarana laku ketuhanan, tetapi mengarah pada keinginan atas keilmuan gaib saja. Akibatnya para pesertanya tidak lagi memiliki kekuatan kebatinan yang tinggi seperti yang seharusnya. Karena itu lakunya kemudian bukan lagi untuk olah kebatinan, tetapi mengarah pada keilmuan gaib saja, dan kekuatan gaibnya, walaupun juga ada menggunakan mantra-mantra sedulur papat, tetapi yang bekerja bukanlah sedulur papatnya, tetapi adalah khodam ilmu yang dibekalkan kepada masing-masing pesertanya.

Orang-orang yang menjalani ilmu gaib dan ilmu khodam juga bisa peka rasa dan mengerti kegaiban, dan mempunyai kekuatan gaib, tetapi kebanyakan kadarnya rendah, hanya akan sama dengan tingkatan dasar dalam olah kebatinan. Kelebihan utama ilmu gaib dan ilmu khodam adalah pada usaha yang lebih mudah dalam mempelajarinya, yaitu dengan hanya menghapalkan dan mewirid mantra / amalan ilmu gaib saja. Dalam tempo yang relatif singkat orang akan sudah bisa mempraktekkan kemampuannya dalam keilmuan gaib dengan hanya mengamalkan amalan dan mantra dan khodam ilmu yang dibekalkan kepada mereka. Sebenarnya, ilmu gaib dan ilmu khodam adalah bagian dari ilmu kebatinan, yaitu bagian dari ilmu kebatinan yang menekankan pada kekuatan sugesti (disebut ilmu sugesti, yaitu praktek ilmu yang menekankan pada kemampuan bersugesti pada kekuatan pikiran, atau kekuatan mengsugesti amalan gaib dan mantra dan kekuatan mengsugesti khodamnya).

2 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa - MapYRO
    Find 목포 출장마사지 out what's popular at Borgata 통영 출장마사지 Hotel Casino & 공주 출장마사지 Spa in Atlantic 성남 출장안마 City and other places 대전광역 출장샵 All within 5 miles (10 km) of the boardwalk, there are no

    BalasHapus